Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: “Hai
manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari
kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, semua wanita
yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan
segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam k
eadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat keras.” (QS. Al-Hajj: 1-2)
Subhanallah walhamdulillah walaa ilaaha ilallallah wallahu akbar...!
Saudaraku, Allah memerintahkan kepada manusia untuk bertakwa dengan
mengabarkan kedahsyatan hari kiamat. Pada hari kiamat bumi bergoncang
dengan kegoncangan yang tiada tara, gunung-gunung hancur lebur sehingga
menjadi seperti debu yang bertebaran, langit terpecah, matahari
digulung, bulan mengalami gerhana dan bintang-bintang berserakan.
Keadaan mencekam dan menakutkan seakan jantung pecah olehnya. Seorang
ibu yang secara fitrah sangat menyayangi anak yang disusuinya menjadi
lalai dan membiarkan anaknya begitu saja padahal sang anak sangat
membutuhkannya.
Wanita yang sedang hamil mengalami keguguran dikarenakan ketakutan dan kedahsyatan hari itu.
Manusia seakan mabuk oleh minuman keras padahal mereka tidak meminumnya
akan tetapi akal mereka hilang, hati mereka kosong dan mata mereka
terbelalak dikarenakan adzab Allah yang sangat keras.
“Dan
apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua),
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya,
dari isteri dan anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu
mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. Banyak muka pada hari itu
berseri-seri, tertawa dan gembira ria dan banyak (pula) muka pada hari
itu tertutup debu, dan ditutupi lagi oleh kegelapan (mereka ditimpa
kehinaan dan kesusahan). Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.”
(QS. Abasa: 33-42).
“Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang
yang zalim menggigit dua tangannya (menyesali perbuatannya), seraya
berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul.
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan
itu teman akrab(ku).” (QS. Al-Furqaan: 27-28).
Pada hari itu
ditimbang amal kebaikan dan keburukan, diberikan catatan amal
masing-masing manusia dan semuanya melewati jembatan yang berada diatas
neraka jahannam.
Adapun orang-orang yang bertakwa kepada Allah
dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya serta bersabar
dalam kehidupan dunia yang sebentar ini, mereka berada di taman-taman
surga dengan segala kenikmatan yang menyenangkan hati dan menyejukkan
mata.
Yang demikian itu dikarenakan mereka tidak berangan-angan
panjang sehingga lalai dan tidak beramal, bahkan mereka menjalani
kehidupan sebagaimana yang telah Allah gariskan melalui jalan para
Rasul.
Berbahagialah mereka dan sukseslah mereka sungguh itulah
kemenangan yang besar. Semoga Allah menjadikan kita termasuk golongan
mereka, golongan orang-orang yang beruntung... Aamiin...
Related Posts :